Rabu, 06 Januari 2010

Penyebab Terjadinya Pemadaman Listrik Bergilir

Penyebab Terjadinya Pemadaman Listrik Bergilir

sumber : http://www.ihsanfirdaus.com/inilah-penyebab-terjadinya-pemadaman-listrik-bergilir/

Sudah hampir 1 Bulan ini wilayah JABODETABEK juga beberapa daerah di Jawa Barat mengalami pemadaman listrik secaa bergilir dari PLN, tentunya hal ini cukup menganggu aktivitas masyarakat yang berada di wiliyah pemadaman, sudah menjadi hal umum bahwa ketergantungan masyarakat akan energi listrik sangatlah besar, hampir semua aktivitas usaha yang melibatkan mesin ataupun teknologi memerlukan Listrik.

Kabar yang beredar pemadaman listrik bergilir ini baru akan berakhir Akhir Desember 2009, wuih cukup lama ya .. lalu apa sih yang menjadi penyebab adanya penmadaman listrik bergilir ini, saya coba mengumpulkan beberapa alasan yang dikemukakan oleh beberapa media di Indonesia, berikut beberapa alasan itu :

1. Rusaknya Gardu induk PLN di kawasan Jakarta Timur karena Terbakar pada tanggal 29 September 2009. (sumber : Kompas)

2. Terbakarnya sebuah trafo yang dimiliki Gardu Induk Tegangan Tinggi Cawang (sumber : Kompas, Republika, Media Indonesia, Detik)

3. Kerusakan trafo di gardu induk listrik Gandul dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTU) Muara Karang (sumber : MetroTv)

4. Jabar : PLTP Gunung Salak Unit 2 Unit terganggu dan lepas dari sistem. Trafo GITET 500 KV Bandung Selatan terganggu (sumber : Detik)

Ternyata penyebab utama adanya pemadaman listrik bergilir di Jakarta dan sekitarnya adalah Terbakaranya trafo di Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) Cawang, Jakarta Timur.

ya kita berharap PT. PLN bisa segera memperbaiki trafo yang terbakar itu, konon biaya yang diperlukan untuk perbaikan itu tidak sedikit, dan baru akan rampung sekitar bulan Desember 2009, ya mudah-mudahan bisa secepatnya teratasi.

Khusus bagi warga masyarakat kita dihimbau untuk menghemat energi listrik, dengan cara yang relatif mudah yaitu menyalakan lampu dan alat-alat kelistrikan lainnya seperlunya saja.

perlu kerja keras dalam hal ini terutama PLN, ya kerja keras adalah energi kita untuk mencapai apa yang kita targetkan.

Semangat untuk PLN Indonesia.

Bagaimana cara membuat pupuk kompos


Bagaimana cara membuat pupuk kompos

sumber : http://melayubertuah.wordpress.com/2008/03/12/pupuk-ramah-lingkungan-kompos-bagaimana-cara-pembuatannya%E2%80%A6/

Berikut ini cara pembuatan pupuk yang ramah lingkungan yaitu pupuk kompos yang berasal dari sampah tanam-tanaman.dan sampah rumah tangga Karena sampah tanam-tanaman dan sampah rumah tangga kalau di biarkan akan menimbulkan penyakit, maka sampah tersebut akan di jadikan Pupuk Kompos yang tadinya sampah sekarangf jadi pupuk.Inilah dia caranya : kumpulkan sampah 500 kg yang organic dan non organic sampah rumah tangga, sampah sampah ini di potong kecil-kecil baik secara manual maupun memakai mesin pemcacah sampah , sampah yang terpotong kecil dicampur dedak 1 kg hingga rata ,setelah itu masukkan 20 mm EM 4 yang merupakan bakteri Fermentasi dan di campur dengan 20 mm Molase dan air tanah, air tanah mutlak diperlukan karena mempertahan kan mikroba yang diperlukan untuk kesuburan tanaman , campuran bahan kimia tersebut dipercikkan kedalam sampah yang bercampur dedak ,kelembaban sampah harus dijaga hingga mencapai 40 % kandungan air. Setelah selesai sampah di masukkan kedalam karung selama 5 hari dengan kondisi suhu sampah 500° C setelah dua hari kemudian sudah terjadi Fermentasi dan pupuk kompos telah siap di gunakan . Sampah harus terlindung dari hujan dan sengatan matahari jika di taruh dalam ketinggian maksimal 40 cm maka sampah akan berubah jadi pupuk Kompos.

TANTANGAN PERGURUAN TINGGI DALAM ERA PERSAINGAN GLOBAL

TANTANGAN PERGURUAN TINGGI DALAM ERA PERSAINGAN GLOBAL

Wednesday Pon, 12 December 2007 — Uncategorized

diambil dari : http://bandono.web.id/2007/12/12/tantangan-perguruan-tinggi-dalam-era-persaingan-global.php

Bertepatan Dies Natalis ke 45 Universitas PGRI Yogyakarta (UPY) merasa bangga dan bahagia karena mendapat kehormatan dari Bapak Prof. Dr. H. Mohamad Surya Ketua Umum PB PGRI yang telah memberikan orasi ilmiah dihadapan rapat terbuka Senat Universitas PGRI Yogyakarta dan para wisudawan wisudawati di Graha Sarina Vidi Yogyakarta Selasa 11 Desember 2007

Orasi Ilmiah dalam rangka Wisuda Sarjana dan Dies Natalis ke 45 Universitas PGRI Yogyakarta yang berjudul Tantangan Perguruan Tinggi Dalam Era Persaingan Global, lebih istimewa lagi acara ini masih berlangsung dalam suasana memperingati Hari guru Nasional 2007 dan hari Ulang Tahun PGRI ke-62 yang mengsung tema “Guru Profesional dan Sejahtera untuk Pendidikan Bermutu” mudah-mudahan akan membawa hikmah tersendiri bagi dunia pendidikan pada umumnya.

Sesuai dengan judulnya orasi ini akan mengemukakan hal-hal yang berkenaan dengan keterkaitan antara tantangan terhadap perguruan tinggi di era global yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang penuh dengan tantangan persaingan. Tantangan yang akan datang cepat atau lambat pada gilirannya harus dihadapi dengan peningkatan kualitas perguruan tinggi selaku lembaga pendidikan yang harus menghasilkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan memiliki keunggulan dalam berbagai aspek kehidupan.

Perguruan tinggi merupakan salah satu subsistem pendidikan nasional yang tidak dapat dipisahkan dari subsistem lainnya baik di dalam maupun diluar sistem pendidikan. Keberadaan perguruan tinggi dalam keseluruhan kehidupan berbangsa dan bernegara, mempunyai peran yang amat besar mellaui tri dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional dikatakan bahwa Perguruan Tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (pasal 20 ayat 2).

Melalui dharma pendidikan perguruan tinggi harus mampu memberdayakan proses pendidikan yang sedemikian rupa agar seluruh mahasiswanya berkembang menjadi lulusan sebagai sumber daya manusia berkualitas yang memiliki kompetensi paripurna secara intelektual, profesional, sosial, moral dan personal. Dharma kedua yaitu penelitian, perguruan tinggi harus mampu mewujudkan sebagai satu institusi ilmiah akademik yang daapt menghasilkan berbagai temuan inovatif melalui kegiatan-kegiatan penelitian. Melalui penelitian ini perguruan tinggi dapat mengembangkan dirinya serta memberikan sumbangan nyata bagi pengembangan bidang keilmuan dan aplikasi dalam berbagai upaya pembaharuan. Selanjutnya melalui dharma ketiga yaitu pengabdian keberadaan perguruan tinggi harus dapat dirasakan manfaatnya bagi kemajuan masyarakat. Hal ini mengadnung makna bahwa keberadaan perguruan tinggi harus dirasakan oleh masyarakat disekitarnya dengan memberikan pemahaman kepada masyaraat sesuai dengan bidangnya.

Tantangan global

Pesatnya perkembangan teknologi informasi merupakan salah satu ciri utama perkembangan global di abad 21. Siap atau tidak siap hal itu merupakan satu realitas yang harus dihadapi dengan kualitas sumber daya manusia dengan daya saing unggul. Menghadapi berbagai perubahan di era globalisasi diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kualitas keberdayaan yang lebih efektif agar mampu mengatasi berbagai tantangan yang timbul.

Dalam era globalisasi setiap orang dituntut untuk mampu mengatasi berbagai masalah yang kompleks sebagai akibat pengaruh perubahan global. Menurut Marquardt (1996) memasuki Abad ke-21 ada empat kecenderungan perubahan yang akan mempengaruhi pola-pola kehidupan yaitu; 1.) perubahan lingkungan ekonomi, sosial dan pengetahuan dan teknologi 2.) perubahan dalam lingkungan kerja, 3.) perubahan dalam harapan pelanggan 4.) perubahan harapan para pekerja.

Pada tatanan global seluruh umat manusia di dunia dihadapkan pada tantangan yang bersumber dari perkembangan global sebagai akibat pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Robert B Tucker (2001) mengidentifikasi adanya sepuluh tantangan di abad 21 yaitu 1.) kecepatan (speed), 2.) kenyamanan (convinience), 3.) gelombang generasi (age wave), 4.) pilihan (choice), 5.) ragam gaya hidup (life style) 6.) kompetisi harga (discounting), 7.) pertambahan nilai (value added) 8.) pelayanan pelanggan (customer service), 9.) teknologi sebagai andalan (techno age), 10.) jaminan mutu (quality control).

Memasuki era baru di abad 21 sistem pendidikan tinggi di Indoensia harus terwujud sedemikian rupa dengan karakteristik antara lain; 1) terkait dengan kebutuhan mahasiswa, prioritas nasional dan pembangunan ekonomi, 2) terstruktur secara efektif sehingga memberi peluang kepada seluruh warga negara untuk mengembangkan potensi pribadi sepanjang hayat dan berkontribusi kepada masyarakat, bangsa dan negara, 3) didukung dengan pendanaan yang memadai sehingga memungkinkan untuk berinovasi dan mencapai keunggulan, 4) melakukan penelitian yang dapat menunjang pembangunan nasional, 5) memiliki akses dalam pengembangan dan penerapan teknologi, 6) berperan sebagai kekuatan moral dalam mewujudkan masyarakat demokratis yang madani. Dengan demikian, perguruan tinggi harus memiliki kredibilitas institusional secara utuh dan menyeluruh. Sistem ini harus memiliki akuntabilitas yang tinggi terhadap masyarakat, menunjukkan efisiensi dalam operasionalnya, menghasilkan lulusan yang berkualitas, memiliki manajemen internal yang transparan dan memenuhi standar.

Pendidikan Guru dan tenaga Kependidikan

Berbicara menegnai pendidikan, tidak dapat dilepaskan dengan aspek guru sebagai unsur inti pendidikan. Kualitas sumber daya manusia yang diharapkan mampu bersaing di era global sangat ditentukan oleh kualitas guru yang berada di garda terdepan pendidikan. Pada tatanan global dan nasional, dunia pendidikan ditantang dengan berbagai upaya pembaharuan dan pembangunan yang lebih berorientasi pada pengembangan sumber daya manusia.

Lahirnya Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan berbagai produk ketentuan hukum lainnya merupakan satu tantangan yang harus dihadapi oleh Perguruan Tinggi khsusnya LPTK yang mempunyai tanggung jawab dalam menghasilkan guru yang berkualitas. Pada tatanan lokal dengan penerapan otonomi daerah, setiap daerah mempunyai peluang untuk menata pengembangan tenaga guru yang lebih berkualitas dan sesuai dengan tuntutan kebutuhan daerah.

Berkaitan dengan masalah dan kendala di dunia guru, cukup banyak kritikan tajam yang ditujukan kepada LPTK khsusnya yang berkenaan dengan ketidak mampuan LPTK menghasilkan guru yang berkualitas. Menurut Linda Daeling Hammond dan Joan Baratz Snouwden (2007) dalam tulisannya yang berjudul : Good Teacher in Every Classroom Preparing the High Qualified Teachers Our Children Deserve” ada beberapa alasan mengapa hal itu terjadi. Yaitu 1) pemerintah dan masyarakat belum menunjukkan keseriusannya dalam menangani hak-hak anak terutama dari kelompok miskin, 2) penyempitan makna konvensional yang menyatakan bahwa pengajaran semata-mata sebagai proses penyampaian materi sebagaimana digariskan dalam kurikulum, 3) banyak pihak yang tidak memahami hakekat mengajar yang sebanarnya 4) hampir semua meyakini bahwa yang penting adalah pengajaran dan bukan pembelajaran dari peserta didik 5) masih longgarnya tuntutan persyaratan untuk menjadi guru yang berkualitas 6) para penelitia dan pendidik guru baru sampai pada kesepakatan mengenai pengetauhan dasar yang diperlukan oleh guru untuk memasuki kelas. Pendidikan guru di masa lalu dan hingga sekarang sering dikritik terlalu sempit yang dibatasi dengan mempersiapkan pengetahuan yang akan diajarkan dikelas. Sementara kurang memperhatikan hal-hal yang terkait dengan pemahaman mengenai peserta didik, pengembangan profesi, pembentukan kepribadian, dan landasan pedagogis. Sebagai akibatnya ialah guru hanya mampu tampil sebagai penyampai pengetahuan dan tidak tampil sebagai guru profesional sebagaimana dituntut oleh Undang-undang Guru dan Dosen.

Pengembangan LPTK

Dengan memperhatikan uraian diatas, dapat dikatakan bahwa LPTK menghadapi masalah dan tantangan eksternal yang berkaitan erat dengan globalisasi, pembangunan ekonomi, desentralisasi, situasi politik, perkembangan sosial budaya dan teknologi. Sementara itu kenyataan obyektif secara internal LPTK di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan dan masalah yang bersumber dari pola-pola menajemen yang sntralistik, mekanisme pendanaan yang sentralistik dan kaku, organisasi dan manajemen yang kuang efisien, kualitas sumber daya manusia yang kurang memadai dan belum optimalnya partisipasi masyarakat dalam pendanaan pendidikan. Semua masalah itu memerlukan penanganan secara nsional, sistematik dan terpadu

Sehubungan dengan itu antisipasi pengembangan dan kinerja LPTK khususnya LPTK swasta, merupakan satu hal yang harus diwujudkan demi kelestarian dalam menghadapi gelombang tantangan dalam tatanan global, nasional, regional, lokal dan organisasional. Hal ini mengandung makna bahwa pengembangan LPTK (terutama swasta termasuk LPTK PGRI) merupakan satu keharusan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi agar menjadi lembaga pendidikan yang lestari dan bermutu.

Pengembangan LPTK PGRI sekurang-kurangnya mencakup aspek sturktur, kultur, substansi, dan SDM. Dalam aspek struktur perlu dikaji struktur kelembagaan LPTK PGRI termasuk hubungan struktural dan fungsional antar lembaga pendidikan, dengan pemerintah pusat (pusat dan daerah), khususnya Departemen Pendidikan Nasional/ Dinas Pendidikanm dengan Yayasan dan pihak-pihak terkait lainnya sehingga diperoleh satu struktur yang menunjang eksistensinya.

Dalam aspek kultur, perlu dilakukan pola-pola budaya yang sedemikian rupa dapat menunjang berkembangnya Lembaga Pendidikan Tinggi yang bercorak khas sebagai cerminan jatidiri, visi, misi dan strategi PGRI. Budaya birokratis dan feodal harus bergeser ke budaya “pedagogis” yang demokratis dalam suasana nilai-nilai kejuangan guru. Budaya komunikasi satu arah yang “top down” harus digeser menjadi budaya komunikasi dua arah dan “bottom up”, Budaya pengaturan yang sentrarilstik ke budaya pemberdayaan dan desentralistik yang otonom. Bagaimanapun perguruan tinggi PGRI itu merupakan aktualisasi kultur pendidikan, sehingga paradigma pendidikan harus menjadi landasan utama dalam perwujudan kinerjanya melalui aktualisasi tridharma perguruan tinggi.

Sumber: Orasi Ilmiah dalam rangka Dies Natalis ke 45 dan Wisuda Sarjana Universitas PGRI Yogyakarta

Konsumsi Daging Sapi : Sehat Atau Tidak??

Konsumsi Daging Sapi : Sehat Atau Tidak??
sumber :http://www.sportindo.com/page/142/Food_Nutrition/Articles_Tips/Konsumsi_Daging_Sapi_Sehat_atau_Tidak.html

Daging sapi atau lembu merupakan salah satu bahan makanan utama di benua Australia, Eropa, dan Amerika. Daging sapi dapat dimasak dengan dipanggang (post roasts), steaks, masak iga (short ribs), dibuat dendeng sapi, atau daging sapi cincang. Sementara di negara-negara Asia, daging sapi banyak digunakan untuk berbagai masakan berbumbu dan bersantan.

Daging sapi yang dianggap bagus untuk dikonsumsi adalah yang berasal dari sapi jantan daripada sapi betina muda. Daging sapi dikategorikan termasuk sebagai daging merah. Daging merah adalah daging (sapi atau lembu) yang berwarna merah dalam kondisi mentah atau dalam bidang nutrisi bisa juga disebut sebagai daging dari biantang mamalia.

Daging merah dari sapi memang merupakan salah satu bahan makanan dengan sumber protein yang paling tinggi. Selain kaya protein, daging merah juga merupakan salah satu sumber zat besi tertinggi. Daging merah dari sapi juga mengandung beberapa jenis creatine dan beberapa jenis mineral seperti zinc dan fosfor. Kandungan zinc dalam daging merah terutama pada bagian antara leher dan bahu (chuck) dan kaki bagian atas (shank).

Daging merah dari sapi juga mengandung beberapa jenis vitamin seperti niacin, vitamin B12, thiamin, dan riboflavin. Bahkan juga merupakan sumber terbanyak Alpha Lipoic Acid (sejenis antioksidan yang kuat).

Dampak Kesehatan
Konsumsi daging merah dari sapi yang berlebihan menyebabkan timbulnya beberapa jenis kanker berbahaya. Hal ini disebabkan karena kandungan karsinogen (pencetus kanker) yang muncul ketika proses memasak daging merah.

World Cancer Research Fund pada tahun 2007 menyatakan bahwa red meat (daging merah) dan daging sapi olahan merupakan penyebab kanker usus besar. Badan ini menyarankan konsumsi daging merah maksimal hanya 300-500 gr per minggu dan sesedikit mungkin konsumsi daging sapi olahan.

Harvard School of Public Health juga menyatakan kandungan lemak jenuh dalam daging merah sangat tinggi dan karenanya hanya boleh dikonsumsi jarang-jarang dalam jumlah yang cukup. Konsumsi lemak jenuh yang tinggi meningkatkan resiko penyakit-penyakit kardiovaskular.

Bahaya penyakit sapi gila juga masih mengancam manusia akibat campuran daging dan tulang (terutama otak dan tulang belakang) dalam makanan ternak sapi.

Daging Sapi yang Sehat
Lantas bagaimana memilih daging sapi yang sehat untuk dikonsumsi? Yang perlu diperhatikan adalah jenis makanan ternak sapi dari daging sapi yang dihasilkan. Berbagai jenis makanan ternak sapi seperti rumput, jagung, biji-bijian, kacang-kacangan dan makanan ternak hasil fermentasi (berasal dari rumput, sorgum, gandum, jerami) menghasilkan daging sapi yang berbeda pula.

Daging sapi yang berasal dari sapi yang hanya diberi makan rumput (grass-fed cattle) atau digembalakan di padang rumput bebas terbukti tidak berlemak dan tidak bergajih (sejenis lemak dalam pembuluh daging sapi) dibandingkan daging sapi dari sapi yang diberi makan jagung, biji-bijian, kacang-kacangan dan makanan ternak hasil fermentasi.

Selain kandungan lemak yang rendah, daging sapi dari grass-fed cattle juga mengandung lebih sedikit kalori. Daging sapi jenis ini juga mengandung level Conjugated Linoleic Acid (CLA), asam lemak Omega-3, ALA, EPA, dan DHA yang tinggi. Konsumsi CLA mampu membakar lemak jahat sehingga mampu menurunkan resiko penyakit-penyakit kardiovaskular dan kanker. Konsumsi CLA juga mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Dengan kandungan protein tidak kalah tinggi, berbagai zat-zat bermanfaat tersebut membuat daging sapi hasil grass-fed cattle sangat baik untuk pertumbuhan otot tubuh dan diet yang bebas lemak. Karenanya, para atlit binaraga atau Anda yang ingin berotot ideal dianjurkan mengkonsumsi jenis daging sapi hasil grass-fed cattle ini.

Pilihlah daging sapi dalam kemasan yang berlabel grass-fed beef atau pasture-raised beef. Sementara untuk yang berlabel free-range beef masih dalam kontroversi soal konsumsi makanan ternaknya. Salah satu yang terbaik adalah grass-fed beef yang diimpor dari berbagai wilayah Australia (seperti wilayah New South Wales, Australia).

Jangan digoreng
Namun semuanya dikembalikan lagi kepada cara memasak daging sapi tersebut. Kandungan zat-zat bermanfaat dari daging sapi hasil grass-fed cattle tersebut akan dengan mudah hilang jika Anda menggorengnya. Jadi sangat dianjurkan untuk memasak dengan cara mengkukus, merebus, memanggang, atau dimasak bacem.

Soal rasa, daging sapi dari sapi yang hanya diberi makan rumput memang kurang enak dibandingkan daging sapi dari sapi yang diberi makanan ternak selain rumput. Namun Anda tentunya tidak ingin mengkonsumsi daging sapi dengan perasaan bersalah (guilty pleasure) bukan? Apalagi jika mengingat berbagai resiko penyakit yang bisa ditimbulkan. Lagipula jika Anda pintar memasak daging sapi hasil grass-fed cattle, maka rasanya masih tetap lezat kok.

Rahasia, Tips dan Cara Tetap Sehat & Menjaga Kesehatan

Rahasia, Tips dan Cara Tetap Sehat & Menjaga Kesehatan Anda dan Keluarga : Menghindari Penyakit Jasmani & Rohani, Jiwa & Raga

Memiliki tubuh dan badan yang sehat seumur hidup adalah dambaan setiap orang. Namun situasi dan kondisi lingkungan sekitar kita serta bervariasinya daya tubuh seseorang terhadap penyakit membuat hal impian tersebut sulit untuk dicapai. Semua orang pasti pernah sakit, namun resiko sakit dapat diminimalkan atau dikurangi resikonya dengan memperhatikan hal-hal berikut ini :

1. Istirahat / Tidur
Waktu yang diperlukan manusia normal untuk tidur kurang lebih 8 jam sehari atau sepertiga hari. Waktu tidur akan bertambah sesuai usia, di mana bayi, anak kecil dan manula membutuhkan waktu tidur yang lebih banyak dari orang dewasa dan anak muda. Tidur yang cukup dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan energi di dalam tubuh, sehingga dapat menghindarkan diri kita dari berbagai serangan penyakit yang merugikan.

2. Makanan
Makanlah makanan yang bergizi secara teratur, tidak berlebihan dan tidak kurang. Kelebihan makanan dapat meningkatkan kadar gula dalam darah yang akhirnya menimbulkan penyakit kencing manis yang sangat berbahaya. Kekurangan makan juga dapat menyebabkan kurang gizi, darah rendah, lesu, dan sebagainya. Perhatikan pula kandungan gizi sesuai takaran yang wajar, karena berlebihan suatu zat tidak baik untuk kesehatan.

3. Kondisi Psikis / Psikologi
Jangan terlalu stres dengan berbagai hal dalam hidup anda. Buat apa susah, lebih baik kita bergembira. Jika pekerjaan anda membuat anda stres dan pusing tujuh keliling terus-menerus maka sebaiknya anda mulai mencari peluang bisnis atau pekerjaan lain yang tidak banyak membuat anda stres. Bila anda punya masalah ada baiknya anda bicarakan dengan orang lain yang dekat dengan anda. Beban psikis dan pikiran dapat mempengaruhi daya tahan tubuh yang efeknya dapat mengundang penyakit jasmaniah dan rohaniah. Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Luangkan waktu anda untuk sesuatu yang menyenangkan bagi diri anda sendiri dan jangan sekali-kali lari ke minuman keras dan narkoba.

4. Daya Tahan Tubuh
Tingkatkan daya tahan tubuh anda dengan mengkonsumsi berbagai makanan atau minuman alami yang dapat menangkis serangan kuman dan penyakit. Membiasakan diri dengan jamu-jamuan tradisional atau sering minum teh kental pahit setiap hari dapat mengingkatkan zat anti oksidan dalam tubuh untuk melenyapkan zat radikal bebas dari alam sekitar yang merugikan kesehatan kita.

5. Ekonomi Finansial
Memiliki penghasilan yang cukup untuk keperluan sehari-hari dan tabungan untuk masa depan yang halal akan membuat hidup anda tenang lahir dan batin. Jika anda masih berjuang dengan kebutuhan dasar maka rubahlah pola pikir anda. Bekerja sama dengan istri, suami atau kawan anda untuk merintis sebuah usaha yang memiliki peluang serta prospek yang baik, siapa tahu bisa sukses dan membuat anda terbebas dari masalah finansial. Jangan hidup boros, dan mulailah hidup sederhana walaupun penghasilan anda besar.

6. Sosial
Hiduplah yang rukun dengan tetangga anda di lingkungan sekitar anda. Perbanyak teman dan relasi serta jauhi permusuhan dan segala sifat dan sikap buruk pada orang lain. Istilahnya seribu teman masih kurang, satu musuh kebanyakan.sudah kebanyakan. Memiliki hubungan yang baik dengan para tetangga dan saudara sangat menguntungkan bagi anda, karena mereka dapat menolong anda sewaktu-waktu anda membutuhkannya. Pemilihan teman juga sangat penting. Pilihlah teman yang baik-baik yang bisa membantu anda dan tidak akan menjerumuskan atau merugikan anda. Timbal balik pun juga penting, di mana anda harus memberikan bantuan pada orang lain yang membutuhkan pertolongan. Kehidupan sosial yang baik dan sehat dapat membuat anda rileks dan dapat mengurangi resiko terkena gangguan kejiwaan baik yang ringan maupu yang berat.